Senin, 08 April 2013

Peristiwa Berdarah DI LP Cebongan



Jember, 7 April 2013.

Liputan Majalah Tempo pekan ini mengulas kasus pembunuhan empat tahanan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), Cebongan, Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Diduga kuat pelaku pembunuhan dari Koppasus. Analisa Tempo dalam laporan investigasinya ini cukup mendalam. Dugaannya sangat masuk akal. Koppasus melakukan balas dendam setelah ke empat tahanan membunuh  Sersan Kepala Santoso Anggota Koppasus TNI AD dari Grup II, Kandang Menjangan, Kartasura, Jawa Tengah. 

Sekitar pukul sebelas siang, (23/03) puluhan tahanan dari Kepolisian DIY, dititipkan di Lapas Cebongan. Empat di antaranya merupakan tersangka pembunuhan Santoso. Kepala lapas akhirnya takut akan terjadi masalah. Kepolisian DIY menghubungi Panglima Kodam TNI Diponegoro, agar tidak mengganggu dan meminta jaminan ke amanan untuk empat tahanan. Seperti yang dikutip Tempo ia menjawab, “Tenang, akan aman”

Deki salah satu dari empat tahanan lain sudah merasa ada yang tidak beres. Ia mencoba bertanya kepada sipir tentang keamanan di Lapas Cebongan. Masalah kelengkapan senjata, Sipir menjawab seolah meyakinkan. Sejumlah senjata seperti laras panjang, laras pendek, dan senjata kejut. Meski demkian ke empat tahanan masih merasa was-was. Teman-teman tahanan lama terlihat asik bermain kartu tapi mereka tidak bergabung. 

Siapa yang tidak mengenal Deki, bagi tahanan lama ia sangat disegani sehingga meski baru masuk Lapas langsung dipanggil “Bang.” Deki merupakan tahanan yang terkenal dengan aksi kejahatannya: memperkosa dan membunuh. Sehingga sebelumnya ia sudah pernah masuk bui, dan kembali melakukan tindak pidana membunuh salah satu petinggi Koppasus. 

Firasat buruk dari petugas LP Cebongan dan ke empat tahanan ternyata benar terjadi. Sekitar pukul satu dini hari, belasan orang memaksa masuk Lapas dengan mengancam akan meledakan Lapas jika permintaannya untuk membuka gerbang  pintu masuk tidak dituruti. Setelah dibuka, Petugas Lapas ditodong dengan senjata dari belakang kepala yang diminta untuk mengantar menuju “kamar” tahanan kawanan Deki. 

Dua orang masuk menuju sel tahanan, sedangkan yang lainnya menyebar untuk berjaga-jaga di luar LP cebongan, di dalam ruangan setelah pintu masuk. Pelaku merusak sejumlah kamera pengintai.  Setelah sampai di sel tahanan, satu orang berjaga-jaga satunya lagi masuk ke dalam sel untuk menjadi eksekutor.

Sejumlah tahanan sekitar 30 orang berkumpul menjadi satu, termasuk kawanan Deki. Para tahanan terlihat sedang tidur. Pelaku berteriak mencari kawanan Deki. Para tahanan tidak ada yang menjawab. Pelaku mengancam akan membunuh semua tahanan. Tapi tetap, para tahanan masih bergerombol dan tidak mau menjawab. Pelaku akhirnya menyuruh para tahanan yang bukan kawanan Deki memisahkan diri di sebelah kanan. Cara ini ternyata ampuh. Tiga orang yang masih di tempat langsung diberondong dengan timah panas.

Pelaku sadar, masih ada satu yang bersembunyi di gerombolan tahanan lain. Pelaku tidak kesulitan mencari tahanan yang ia cari. Mimik mukanya terlihat ketakutan, ia ternyata berlutut di sebelah tembok. Pelaku menembakan timah panas tepat di mulut korban.  Darah pun berhamburan mengenai tahanan yang ada disebelahnya. 

Seperti yang dikutip Tempo dari sumber anonimnya, salah satu tahanan berteriak “Hidup Koppasus.” Pelaku pun menghardik, “ Kamu bilang apa, saya bunuh kamu.” Salah satu teman pelaku mengingatkan, untuk segera keluar dengan menunjukan jam tangan. Sebelum keluar dari ruangan tiga mayat yang  ada di sebelah kiri masih ditembak lagi dengan timah panas. Ke dua pelaku tidak lari, hanya berjalan cepat.




















Tidak ada komentar: