Jumat, 13 Juni 2014

Petani Waspadai Serangan Hama Tikus

Petugas Dinas Pertanian UPTD bersama kelompok tani
sedang mencari lubang sarang tikus. (koleksi foto pribadi)
Senin, (10/02) Mahasiswa Kuliah Kerja Kerja Nyata Universitas Jember (KKN UJ) gelombang pertama Tahun Ajaran 2014 kelompok tiga turut berpartisipasi dalam kegiatan praktek pengendalian hama tikus di Desa Badean, Bangsalsari, Jember. Penyuluhan untuk memberantas hama tikus tersebut diadakan oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Badean bekerjasama dengan Dinas Pertanian UPTD Bangsalsari.

Menurut Suadpodo Benyamin, Petugas Pelaksana Lapangan, UPTD  Pertanian Bangsalsari, pengendalian hama tikus perlu dilakukan agar hasil panen petani bisa maksimal. Saat ini, hama tikus di Desa Badean masih relatif aman. Kondisi berbeda terjadi di Desa Panti, tikus sudah membuat banyak tanaman Padi dan jagung rusak.

Praktek pengendalian hama tikus dilakukan dengan cara menyisir pematang sawah untuk mencari sarang tikus terlebih dahulu. Kemudian, sarang yang diyakini terdapat hama tikus langsung diberi asap beracun. Ketua Gaboktan, Sumadi mengatakan, pemberantasan hama tikus dengan racun yang terbuat dari belerang ini cukup efektif. Tikus bisa langsung mati di dalam sarangnya.

Sesudah melakukan percobaan memberantas hama tikus, Mahasiswa KKN UJ bersama Gapoktan, UPTD Pertanian Bangsalsari dan perangkat Desa Badean berdiskusi seputar penanganan hama tikus. Suadpodo  memberikan penjelasan  kepada para petani agar menutup semua lubang tikus terlebih dahulu sebelum diracun. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan tikus di dalam sarang. “Kalau semua lubang sarang tikus ditutup, nanti kita akan tahu sarang tikus mana yang ada isinya ketika ada lubang yang kembali terbuka setelah disumbat,” jelasnya.

Melonjaknya hama tikus disebabkan putusnya rantai makanan. Predator seperti burung hantu, ular dan Garangan sudah banyak diburu. Padahal, predator burung hantu dalam sehari bisa membunuh tikus sampai 8 ekor. “Jadi seperti burung hantu dan garangan jangan dibunuh,” ungkap Suadpodo saat menuturi petani.

Kegiatan praktek pengendalian hama tikus tersebut juga memberi pengetahuan kepada Mahasiswa KKN UJ.  “Kita kan berasal dari fakultas yang berbeda-beda, tidak hanya dari pertanian. Jadi dari kegiatan tersebut kita bisa tahu bagaimana cara membunuh tikus dengan asap beracun,” ungkap Angga Fitroni, Koordinator KKN UJ Desa Badean. 



Tidak ada komentar: