Sabtu, 12 Februari 2011

pembebas

Di mana para pembebasan
Terkukus layu di hamparan mata telanjang, menahan aroma kencing para tuan
Kau.. duduk termangu di tengah gerombolan aungan singa
Suaranya mengea di dinding tata rias salon
Menjadi santapan segar tak terlupakan
Sekelumat ku jilat aroma anyir di muka polos
Tangisanmu adalah penambah nafsuku
Permohonan ampunanmu hanyalah kenangan senjamu
Hanya agar kau tenang.. tenang dan diam !! ssetelah itu aku telan
Di mana pahlawan pembebasanmu
Dia hanyalah suara gundahnya aduh, yang mampu ku tepis dengan sayap kekuasaan
Para seniman sedang sibuk melukis bentuk tubuh eksotis para penari telanjang
Karna tawaran kebutuhan, bukan perlawanan
Dimana, aku menunggu pembebasanmu

Tidak ada komentar: