![]() |
Petugas Dinas Pertanian UPTD bersama kelompok tani sedang mencari lubang sarang tikus. (koleksi foto pribadi) |
Senin, (10/02) Mahasiswa Kuliah Kerja Kerja Nyata Universitas
Jember (KKN UJ) gelombang pertama Tahun Ajaran 2014 kelompok tiga turut
berpartisipasi dalam kegiatan praktek pengendalian hama tikus di Desa Badean,
Bangsalsari, Jember. Penyuluhan untuk memberantas hama tikus tersebut diadakan
oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Badean bekerjasama dengan Dinas
Pertanian UPTD Bangsalsari.
Menurut Suadpodo Benyamin, Petugas Pelaksana Lapangan, UPTD Pertanian Bangsalsari, pengendalian hama tikus
perlu dilakukan agar hasil panen petani bisa maksimal. Saat ini, hama tikus di
Desa Badean masih relatif aman. Kondisi berbeda terjadi di Desa Panti, tikus
sudah membuat banyak tanaman Padi dan jagung rusak.
Praktek pengendalian hama tikus dilakukan dengan cara
menyisir pematang sawah untuk mencari sarang tikus terlebih dahulu. Kemudian,
sarang yang diyakini terdapat hama tikus langsung diberi asap beracun. Ketua
Gaboktan, Sumadi mengatakan, pemberantasan hama tikus dengan racun yang terbuat
dari belerang ini cukup efektif. Tikus bisa langsung mati di dalam sarangnya.
Sesudah melakukan percobaan memberantas hama tikus,
Mahasiswa KKN UJ bersama Gapoktan, UPTD Pertanian Bangsalsari dan perangkat
Desa Badean berdiskusi seputar penanganan hama tikus. Suadpodo memberikan penjelasan kepada para petani agar menutup semua lubang
tikus terlebih dahulu sebelum diracun. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
keberadaan tikus di dalam sarang. “Kalau semua lubang sarang tikus ditutup,
nanti kita akan tahu sarang tikus mana yang ada isinya ketika ada lubang yang
kembali terbuka setelah disumbat,” jelasnya.
Melonjaknya hama tikus disebabkan putusnya rantai makanan.
Predator seperti burung hantu, ular dan Garangan sudah banyak diburu. Padahal,
predator burung hantu dalam sehari bisa membunuh tikus sampai 8 ekor. “Jadi
seperti burung hantu dan garangan jangan dibunuh,” ungkap Suadpodo saat
menuturi petani.
Kegiatan praktek pengendalian hama tikus tersebut juga
memberi pengetahuan kepada Mahasiswa KKN UJ.
“Kita kan berasal dari fakultas yang berbeda-beda, tidak hanya dari
pertanian. Jadi dari kegiatan tersebut kita bisa tahu bagaimana cara membunuh
tikus dengan asap beracun,” ungkap Angga Fitroni, Koordinator KKN UJ Desa Badean.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar